Minggu, 04 April 2010

Happy Birthday (to me)

happy birthday to me
Kali ini HUT-ku jatuh pada hari Paskah. Kapan kejadian ini akan berulang? Nanti tahun 2021!

gambar : www.glitchline.com

THE WINGLET

Berjaga-jagalah!

anjing

Broni - setia menjaga gereja St.Matias Rasul
THE WINGLET

Perjalanan Pekan Suci (5) : Minggu Paskah

Maria Magdalena menjumpai makam yang kosong. Tuhan telah diambil orang! Petrus dan murid yang lain berlari. Petrus masuk ke dalam dan hanya menjumpai kain kafan dan kain peluh. Murid yang lain juga masuk dan melihatnya dan percaya bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati (Yoh 20:1-9). Bersukacitalah karena Kristus telah bangkit! Alleluya! Selamat Paskah!

Selamat Paskah
Rm.Didit memimpin misa - kali ini sendirian

Lilin Paskah
Selamat Paskah!

THE WINGLET

Perjalanan Pekan Suci (4) : Sabtu Malam Paskah

Kristus Cahaya Dunia

Perayaan terpanjang dalam Pekan Suci : 150 menit! Hari ini kita rayakan Kristus terang dunia yang mengalahkan maut. Upacara dimulai dengan gereja yang gelap gulita kemudian diterangi oleh lilin Paskah. Setelah empat bacaan yang mengingatkan janji Allah akan keselamatan bagi umat manusia, diadakan pembaruan janji baptis, kemudian dilanjutkan dengan liturgi ekaristi seperti biasa.

dekorasi gereja
Dekorasi Paskah yang meriah!

penyalaan lilin
Penyalaan lilin Paskah di luar gereja

perarakan lilin paskah
Kristus cahaya dunia!

semarak cahaya lilin
Berdoa di bawah cahaya lilin

homili
Selamat Paskah!

air baptis
Pemberkatan air baptis

cahaya lilin
Semarak cahaya lilin

3D
3D : Fr.Dipta, Rm.Didit, Fr.Dimas
THE WINGLET


Perjalanan Pekan Suci (3) : Jumat Agung

Yesus Kristus
Biasanya pada Jumat Agung hujan turun membasahi bumi, pertanda alam pun ikut berduka atas wafatnya Yesus, begitu komentar Rm. Susilo dalam misa Jumat Agung. Ya benar, menjelang perayaan berakhir awan gelap menaungi daerah Kosambi dan hujan pun turunlah.

tanpa dekorasi
Gereja tanpa dekorasi dan tabernakel kosong

tiarap
Pastor tiarap di depan altar

kisah sengsara
Pembacaan Kisah Sengsara karangan Yohanes

penghormatan salib
Penghormatan salib

komuni
Rm. Susilo membagikan komuni

hujan!!
Hujan!

awan gelap
Awan gelap di atas gereja
THE WINGLET

Perjalanan Pekan Suci (2) : Kamis Putih

megahnya gerejaku
Kali ini misa Kamis Putih dipimpin oleh 3D : Dipta, Didit, Dimas. Gereja kedatangan bantuan Frater (Pra)Dipta dan Frater Dimas untuk mendampingi rm Didit. Fr.Dipta ini masih tingkat 1 sedangkan Fr.Dimas di tingkat 2. Dalam misa Kamis Putih ini dilakukan upacara pembasuhan kaki 12 pria dan perarakan Sakramen Mahakudus pada akhir perayaan ekaristi.

dekorasi kamis putih
Dekorasi gereja yang serba putih

3D
Pembasuhan kaki 12 wakil umat

pembasuhan kaki
3D : Rm. Didit diapit Fr.Dipta dan Fr.Dimas

sakramen mahakudus
Perarakan Sakramen Mahakudus

THE WINGLET

Perjalanan Pekan Suci (1) : Minggu Palem

Pekan Suci merupakan rentang waktu yang paling penting bagi umat Katolik karena selain melukiskan saat-saat akhir perjalanan Yesus Kristus di dunia, di situ pulalah terjadi penebusan umat manusia dari dosa melalui wafat dan kebangkitan Kristus.

Pekan Suci dimulai dari Minggu Palma yang memperingati masuknya Yesus ke Yerusalem dengan sorak-sorai dan lambaian daun palma; Kamis Putih dengan upacara pembasuhan kaki dan memperingati perjamuan terakhir Yesus dengan para muridnya; Jumat Agung untuk memperingati wafat Kristus; Sabtu Malam Paskah untuk memperbarui janji baptis dan menyambut Kristus yang bangkit sebagai cahaya dunia yang mengalahkan maut; ditutup dengan Minggu Paskah untuk merayakan kebangkitan Kristus.

dekorasi minggu palma
Dekorasi gereja yang dipenuhi daun palem


pemberkatan daun palem
Rm Didit memberkati daun palem yang dibawa umat

THE WINGLET

Selasa, 09 Maret 2010

Mie Pangsit Medan

Di Medan banyak “mie pangsit”. Walaupun namanya mie pangsit, disajikannya tanpa pangsit rebus atau goreng seperti yang biasa kita temukan di Jakarta. Harganya beragam, rata-rata Rp 7.000,- per mangkuk.

Dulu yang paling cocok dengan lidah saya adalah mie di Kedai Kopi Jelita di sebelah Novotel Jalan Pemuda. Rasanya sungguh pas, disajikan dengan cabe potong hijau/merah (di Medan tidak ada saus tomat atau sambal botol). Belakangan ketika ke sana lagi ternyata sudah tutup alias tidak lagi menjual mie.

Di gang-gang belakang Sun Plaza (Kampung Keling) juga banyak penjual mie. Saya tidak kenal betul namanya, hanya ciri-cirinya. Saya pernah merasa cocok dengan “Mie Ayu” di Jalan Kediri. Penjualnya gemuk dan berambut cepak (walaupun demikian tetap dipanggil “Bang”). Yang jadi kasir adalah ibunya (yang juga gemuk) dan melayani dengan tangan kiri (dulu selalu minta maaf karena menyerahkan uang dengan tangan kiri, sekarang tidak lagi). Si engkoh Ayu ini punya asisten cewek yang merebus mie. Dia tinggal mengulang pesanan sambil mengaduk-aduk mie yang sudah matang. Kadang ibunya juga mengingatkannya meja mana yang belum dilayani. Entah mengapa sejak terakhir ke Medan, rasaya agak berubah – terlalu asin dan anekaragam.

Justru yang sekarang rasanya pas bagi saya adalah Mie Amin. Penjualnya pakai handuk yang dililitkan di kepalanya sehingga dengan kumisnya lebih cocok jadi pendekar silat. Mie Amin ini sejenis dengan mie Ayu (keriting siantar).

Amin
Amin (kiri) dengan lilitan handuk di kepala

Di kedai Amin ini dindingnya dihiasi dengan gambar-gambar Yerusalem dan Tanah Suci serta diputarkan lagu-lagu rohani Kristen. Bahkan ada pengumuman “Minggu Tutup. Tuhan Yesus Memberkati”. Yang mengerjakan mie pangsit sebenarnya asistennya, sedangkan Amin lebih banyak menggoreng.

Hari Minggu Tutup
Di salah satu sudut juga ada mie pangsit yang agak mahal dengan penjualnya sering marah-marah. Pernah saya pesan mie pangsit, eh dibuatkan mie goreng. Ketika saya komplein malah si penjual balas memarahi saya. Seorang wanita di situ – mungkin istrinya – langsung mengambil mie itu dan memakannya. Di depan warungnya sering terdapat Mercedes. Selain karena karakter penjualnya yang kurang mengenakkan dan harganya juga mahal, saya tidak pernah lagi makan di situ.

Pengalaman kurang mengenakkan juga terjadi di kedai mie dekat situ pula. Adanya juga di sudut dengan pengaturan kursi di lorong (seperti waktu makan mie di Chiku Road, Singapura). Yang jual wanita setengah baya yang judesnya luar biasa serta tidak mau berbahasa Indonesia. Harganya juga mahal meskipun rasanya lumayan.

Ada satu lagi mie pangsit dekat Ayu, jualannya di rumah. Saya pernah makan di situ sambil nonton siaran langsung penyerbuan tempat persembunyian Noordin M.Top tahun lalu. Harganya murah tetapi rasanya kurang enak.

Di belakang Hotel Best Western Asean ada Mie Waringin 007. Yang jualnya dua orang gadis. Rasanya cukup enak dan harganya murah, serta sudah buka dari jam 7 pagi. Tak jauh di deretan itu ada juga mie pangsit halus tetapi rasanya tawar dan harganya mahal.

Jadi sekarang ini kalau ke Medan saya lebih suka makan mie pangsit Amin atau Mie Waringin 007 belakang hotel. Rasanya pas di lidah dan harganya murah. THE WINGLET

Jumat, 05 Maret 2010

Terbang dengan PK-GMC, Garuda Indonesia New 737-800NG

Kabin
Setelah sekian lama hanya "menikmati" melalui gambar dan cerita di internet, akhirnya aku benar-benar merasakan terbang dengan PK-GMC, salah satu dari Boeing 737-800NG Garuda Indonesia dengan interior dan livery baru dalam rute Jakarta - Medan, 28 Februari 2010.

Seperti biasa sebelum berangkat aku mencari tahu dulu registrasi pesawat yang akan digunakan melalui website Garuda Indonesia. Ternyata bagai mendapat hadiah Gebyar Tahapan, kali ini GA 186 dilayani oleh PK-GMC, the brand new B737-800NG yang memiliki IFE (in-flight entertainment) alias layar monitor di setiap sandaran kursi. Biasanya PK-GMC digunakan untuk rute Jakarta-Denpasar-Perth pp.


Jadwal tugas PK-GMC hari itu adalah: Jakarta-Semarang pp (GA 232 07:40-08:40 dan GA 235 09:20-10:20), Jakarta-Medan pp dua kali (GA 186 11:00-13:15 dan GA 189 13:55-16:10, GA 192 16:50-19:05 dan GA 195 19:45-22:00). Pesawat ini baru tiba di Jakarta dari Seattle tanggal 4 November 2009, jadi baru sekitar 4 bulan usianya. Ketika aku tiba di bandara, PK-GMC sudah docking di F3. 15 menit sebelum jam 11 para penumpang sudah dipersilakan memasuki pesawat.

PK-GMC
Wah ternyata benar keren interior Garuda yang baru. Agak norak sedikit jepret kamera sana-sini dan mungkin karena terlalu antusias foto yang diambil sang pramugari yang cantik terhapus (belakangan aku minta tolong difoto sekali lagi sebelum mendarat). Warna kursi interior baru ini adalah coklat kemerahan di kelas bisnis dan kombinasi coklat tua dan muda di kelas ekonomi.

Kelas Bisnis
Kelas Bisnis
Kelas Ekonomi
Kabin
Layar monitor menunjukkan peta rute perjalanan, lama waktu tempuh, dan welcome. Di kantung kursi tersedia headset yang masih dalam plastik tersegel. Kata sang pramugari nanti kalau sudah take-off baru berfungsi. Kabel headset dicolok ke pegangan kursi untuk mendengarkan suara.

Peta
Peta
Waktu
Welcome
Welcome
Walaupun dari kisah di internet katanya ada banyak program dan game, ternyata hanya satu saja yang tersedia alias tidak ada pilihan, yaitu film "Berbagi Suami". Padahal aku ingin mengambil gambar informasi ketinggian, kecepatan, dan temperatur di luar pesawat - eh sampai mendarat ternyata film itu terus.

Headset
Headset
Headset
Berbagi Suami
Penerbangan ke Medan itu ditempuh dalam waktu 1 jam 53 menit dengan kondisi cuaca baik. Seperti biasa dalam penerbangan lebih dari 1 jam Garuda Indonesia menyajikan hidangan dengan es krim sebagai pengganti buah.

take-off
The Winglet
Meal
Tepat jam satu siang PK-GMC mendarat dengan mulus di Bandara Polonia, Medan.

Touch Down
Polonia




Berakhirlah penerbangan yang mengasyikkan dengan new 737-800NG Garuda Indonesia.

it's me
THE WINGLET